Deskripsi
Latar Belakang
Sepanjang sejarah hukum di dunia, eksistensi sanksi hukuman berupa pemidanaan masih dirasakan sangat penting keberadaannya dalam mewujudkan tujuan penegakan hukum dan keadilan. Berbagai bentuk pidana pada dasarnya semakin berkembang dari satu zaman ke zaman lain. Variasi bentuk pidana tersebut senyatanya berkembang seiring juga dengan pergeseran atau transformasi tujuan pemidanaannya. Pada asasnya tujuan pemidanaan yang selalu berkembang tersebut menandakan bahwa secara filosofis dan teoritis terdapat dinamika dialektika tentang pidana dan tujuan pemidanaan pada setiap zamannya. Dengan demikian muncullah berbagai aliran dalam hukum pidana yang cukup dinamis dalam sejarah perkembangannya, misalnya aliran klasik, aliran modern, aliran neo klasik, dll. Seiring dengan perkembangan aliran-aliran dalam hukum pidana, pun juga berimplikasi pada munculnya teori-teori pemidanaan dan tujuannya masing-masing, misalnya teori absolut, teori relatif, teori gabungan, dll.
Berdasarkan realitas dinamika pemikiran mengenai pemidanaan tersebut maka dapat dikatakan bahwa pada satu masa dalam suatu masyarakat, satu bentuk pidana dikritisi keberadaannya dan kemudian dihapuskan dari system hukum karena dianggap tidak sesuai dengan tujuan pemidanaan yang berkembang pada masa itu. Namun pada masa setelahnya dalam masyarakat yang sama, bentuk pidana yang telah dihapuskan tersebut dapat dimungkinkan digunakan kembali dan dianggap penting keberadaannya menurut tujuan pemidanaan yang berbeda sesuai kontekstualitas perkembangan masyarakatnya. Diskursus tentang pidana dan tujuan pemidanaan dapat bergerak secara dinamis, selayaknya perkembangan hukum yang mengikuti perkembangan masyarakat. Proses dinamisasi perkembangan pidana dan tujuan pemidanaan pada setiap masa dalam suatu masyarakat ini senyatanya terlahirkan dan didahului oleh sebuah fenomena pro dan kontra dalam diskursus yang bersifat dialektis bahkan terkadang berpolemik dan kontroversial.
